Horeeee!!!!!!!!!!!!! Akhirnya WISUDA!!!!
Author with Mom & Dad |
Bebas Asistensi, bebas tugas gambar, gak ada kuis, gak ada
ujian..... Berasa merdeka banget....
Well guys, tadi siang aku wisuda lho???? Kuliah 111 SKS yang
dijadwalkan untuk ditempuh dalam enam semester itu, bisa aku selesaikan tepat
waktu. Alhamdulillah ya, meskipun diwarnai tugas-tugas gak karuan, kadang
sakit, tapi.... Lulus juga.
Author with some girls & Danny Kudo |
Hmmm.... kalau kemarin aku sempat berfikir, kenapa sich
orang wisuda seneng banget? Setelah menimbang-nimang, mengamati dan menganalisa
hasil pengamata, aku menyimpulkan bahwa salah satu alasan orang terlihat bahagia
pada waktu wisuda adalah:
- Karena bisa jadi, bagi beberapa orang, mereka hanya mengalami wisuda sekali seumur hidupnya. Contoh, ada orang yang dari lulus SMA, kuliah S1, lulus, kerja sampai pensiun nggak pernah sekolah lagi. So, wisuda adalah momen sekali seumur hidup yang harus diniknati
- Karena bisa jadi, perjuangan untuk lulus bukan perkara mudah. Contoh, jujur aja ya? Beberapa dosennya Lintang, ada yang menempuh kuliah S1-nya lebih dari 10 semester. Kebayang khan gimana perasaannya pada waktu lulus?
- Karena bisa ngumpul sama temen-temennya. Bisa dimaklumi khan?
- Selebihnya, ikut seneng karena yang lain seneng.
Saat wisuda adalah kesempatan yang memadukan rasa sedih dan
gembira. Keberhasilan dan perpisahan. Di satu sisi, kau merasa gembira karena
wisuda adalah buah dari usahamu selama ini. Di sisi lain, kau pasti merasa
sedih karena kehilangan teman-teman seperjuanganmu. Karena,,, Jujur, buatku
teman seperjuanganku khususnya DC-A’09 telah menorehkan banyak kenangan dalam
perjalananku. Bukan hanya sekedar teman sekelas ataupun satu prodi. Tapi lebih
dari itu, dalam pandanganku teman-temanku itu selalu ada untuk aku. Mereka
selayaknya teman, yang selalu menerima kekurangan dan kelebihan satu sama lain.
Selalu menerima kehadiran yang lain tanpa syarat. Seperti apapun aku, meski
mungkin aku kadang menyebalkan, tapi mereka tidak pernah benar-benar embenciku.
Aku menganggap mereka seperti keluargaku. Ya... seseorang di perantauan. APa
yang dimiliki selain teman yang baik? Beruntungnya aku bertemu mereka.
Dan kini upacara wisuda telah membuatku terpisah dengan
teman-temanku, bukan hanya di DC-A, tapi juga teman-temanku dari jurusan lain,
teman-teman kost-ku, pembimbingku, dosen-dosenku, bahkan memisahkanku dari kota
Surabaya yang penuh kenangan.
Perasaan tidak rela? Hmm... pasti ada. Bagaimana tidak,
dengan berakhirnya wisuda, berarti aku harus siap-siap hengkang dari Surabaya
dan menuju Belantara Kota tempatku bekerja. Dan dengan berakhirnya wisuda, aku
dengan sangat terpaksa dan berat hati harus mengakhiri sesuatu yang tidak ingin
kuakhiri. Ahh.... kenangan yang terlalu indah untuk dilupakan begitu saja. Apa
aku harus menceritakan kenangan itu? Jemariku terlalu kelu untuk menuliskannya.
Narsis bisa dimana aja |
Hanya karena banyak tawa di sekitarku aku bisa ikut tertawa,
hanya karena mengingat perjalananku selama kuliah dulu aku bisa tertawa, dan
kenangan-kenangan indah dengan teman-temanku. Tapi tak bisa kupungkiri
kesedihan itu, sebuah perpisahan yang tiba-tiba terasa cepat. Memang tangan
manusia tak kan mampu menaklukkan kuasa waktu, yang dengan namanya Tuhanku
bersumpah. Dan kelanjutan hidup adalah mutlak. Maka kejadian silih berganti
mungkin hanya segelinir dari kisah hidup yang sebenarnya.
Wisuda, banyak hikmah yang bisa dijadikan pelajaran di sana.
Bahwa semakin panjang umur manusia, maka ia tidak akan bisa lepas dari kewajiban
bertahan hidup. Bahwa selalu ada perpisahan dalam perjumpaan. Dan bahwa dalam
petemuan singkat itu, selayaknya ada banyak hal yang bisa diingat.
hem...hem tulisan yang digoreskan dengan perasaan...bahkan bisa menginduksi yang membaca..induksi bisa beragam...induksi mengingatkan memori kejadian lama yg pernah di alami, sama wisuda, yaaa 18 berlalu(S1) pernah wisuda ternyata..atau 8 th lalu (S2) jg wisuda lagi..smg menyusul wisuda yg ke 3 (S juice....he heh)sayang dulu blm ada blog untuk menuliskan....induksi kedua menginduksi perasaan..bisa jd terlarut dalam ramuan goresan perasaan penulisnya....gembira, suka cita dan kesedihan..dg perpisahan..ya krn memang itu niscaya adanya..
ReplyDeleteBapak pasti tahu bagaimana yang saya rasakan. Meninggalkan tempat dimana saya mendewasa, meninggalkan bapak pembimbing saya, juga meninggalkan kenangan-kenangan yg telah saya buat dengan teman-teman saya. Bahkan yang saya tulis di sini seperti belum cukup menggambarkan bagaimana perasaan saya. Untuk semua yang telah terjadi, saya cuma bisa mengucapkan "Alhamdulillah...."
ReplyDeletetulisan yg bagus..!!! tulisan yg seakan hidup!, bisa membawa pembaca pada perasan yg sesuai kondisi penulisnya....novel karya karya tereliye misalnya... ada disini orangnya http://www.darwisdarwis.multiply.com/ .itu bisa membuat para pembaca bisa melebur memasuki alam ceritanya...jempol
ReplyDeletewaduh... dapat pujian dr Pak Mun. Jadi malu, saya khan masih belajar. ^_^
ReplyDeleteSelamat selamat.. Selamat wisuda
ReplyDeleteohya, ada yang beda.. kelihatan tambah tembem.. :)
semoga berhasil n selalu smangat..
Makasih...
ReplyDeleteKakak gimana sich??? itu tuh efek make up sama pemasangan jilbabnya. Hadeh....
(-_-')
Haduch dek, jakarta kok pean tulis jadi belantara to?
ReplyDeletekn ya lebih belantara ditempatku sekarang
Hahahaha!!!!!
ReplyDeleteSini hutan beton. sana hutan pohon.