Pages

Tuesday, August 28, 2012

A JOURNEY: HOUSE OF SAMPOERNA

House of Sampoerna


Baru beberapa bulan di Jakarta, eh... tiba-tiba kangen kampung. Lagi searching-searching, gugling-gugling, blog walking, surfing dan teman-temannya tiba-tiba ketemu fotonya House of Sampoerna. Jadi tambah kangen dech sama Surabaya.
Buat yang belum tahu, House of Sampoerna itu artinya Rumahnya Sampoerna. Hehehehe...itu anak SD baru belajar bahasa Inggris juga tahu. Maksudnya, adalah sebuah bangunan yang dimiliki oleh PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia. Eiiitss... Nggak ada kampanye pro-cigarette yeah??? just review. OK??? Well, be health & be wise is a choice. And for whatever reason, I dislike cigarette and disagree smoking. Thanks.:)
Kembali ke topik, jadi di bangunan ini kita bisa ngelihat sekelumit cerita/sejarah berdirinya pabrik rokok Sampoerna.So, let's start the review.
History
House of Sampoerna terletak di Surabaya Lama. Kompleks bangunan megah bergaya kolonial Belanda ini dibangun pada tahun 1862 dan saat ini merupakan situs bersejarah yang dilestarikan. Awalnya didirikan sebagai panti asuhan putra yang dikelola oleh pemerintah Belanda, kompleks ini dibeli pada tahun 1932 oleh Liem Seeng Tee, pendiri Sampoerna. Alamatnya sendiri Taman Sampoerna 6, Surabaya 60163. Menurut informasi yang ada, House of Sampoerna sendiri merupakan anak perusahaan dari PT HM Sampoerna Tbk yang bergerak di bidang pariwisata (non cigarette business).
Tampak depannya kaya gini:
Gambar ini diambil dari sini
Informasi
House of Sampoerna menyediakan suatu museum yang merepresentasikan keuletan pendiri Sampoerna itu sendiri dalam mengembangkan usahanya mulai dari jaman Belanda sampai sekarang. Di museum itu, kita bisa ngelihat peralatan-peralatan yang dipakai dalam proses pembuatan rokok di perusahaan ini. Di museum ini bisa didapatkan gambaran bahwa perusahaan ini cenderung padat karya. Soalnya peralatannya tradisional, jadi proses penggulungan rokok dilakukan secara manual. Tapi kurang tahu juga apakah sampai sekarang masih pakai ky gini. Gambarnya kaya gini:
Gambarnya didapat dari sini. Kebayang kan orang-orang bikin "lintingan" rokok gitu?

Sebenarnya, di tempat ini isinya nggak melulu soal tembakau, rokok, dan teman-temannya. Di sini juga dipajang beberapa koleksi keluarga Sampoerna. Misalnya foto keluarga, motor jadul, koleksi kebaya salah satu sesepuh keluarga pendiri Sampoerna, dan masih banyak lagi.
Waktu gugling dan blog walking, ada beberapa blog yang udah mengulas sejarah dan isi dari House of Sampoerna ini. Lintang merekomendasikan site ini dan ini. Official webnya, http://houseofsampoerna.museum/.
Overall, tempatnya bagus. Semua sudut bisa dijadikan background foto buat yang narsis.:)
Oiya, as additional information, di museum ini, pengunjung nggak hanya disuguhin overview about Sampoerna Family, tapi ada juga cafe yang kita bayar sendiri, dan touring keliling Surabaya gratis dengan bus dari Sampoerna pada jadwal dan rute tertentu. BTW, tiket masuknya dan parkirnya juga gratis. Pengunjung cuma perlu nunjukin identitas yang berlaku aja. Soalnya yang dibawah 18 tahun dilarang masuk kecuali dengan pengawasan orang tua.

My Story
Secara ini blog tentang "My travelogue", jadi nggak lengkap kalo nggak nyeritain tentang aku donk.... hehehehe... Ceritanya udah lama sich, waktu itu ada seorang teman dari Jakarta yang berkunjung ke Surabaya. Nah, dia ngajakin aku dan teman-teman ke House of Sampoerna (HoS). Dan.... setelah mendengar beberapa curhat dari temanku yang udah kesana dan menunjukkan opini positif, akhirnya kita membulatkan tekat untuk kesana. :D
Temannya Lintang dari Jakarta, jauh-jauh ke Surabaya buat liat HoS. Dia lagi nyoba motor jadul koleksi HoS
Sebelumnya, kukira rute perjalanan dari kampus ITS ke sana cukup simpel dan TKP juga cukup mudah untuk dilalui. But, ternyata susah juga jalannya. Terutama kalau belum pernah kesana. Ditambah lagi waktu itu kita emang gak berencana memanfaatkan kecanggihan teknologi (GPS). So,,,, dari perjalanan yang kita rencanakan sebelum maghrib udah sampai di TKP, terpaksa harus shalat mahgrib di jalan juga. Itupun masih harus muter-muter lho nyari lokasinya yang ternyata nyelip di antara rumah-rumah khas Tionghoa lawas.

 Tapi begitu sampai di TKP, perjalanan kita yang melelahkan cukup sebanding dengan keindahan desain interior dan eksterior HoS itu. Kalau menurut Lintang, bisa dibilang semua pojok di sana bisa dijadiin background. Dengan lighting yang menurut Lintang bagus, penjaga museum yang ramah dan memperbolehkan kita foto-foto, dan GRATIS, gak nyesel lah kesana.

Temen-temen Lintang yang ikut narsis juga. Yang pakai baju item si Bayu yang punya blog KERITING_blo'on
 Lintang paling suka foto ini:
Blogger narsis
Sorry ya Guys, Lintang gak posting pict terlalu banyak ataupun yang lebih fokus ke point of view & point of Interest dari HoS soalnya dulu belum ada rencana buat majang foto di sini. :D oiya, di belakang Lintang itu kelihatan ada kaya kantin atau mungkin lebih mirip lapak di pasar tradisional. Itu konon kabarnya merupakan replika kios yang pernah dipakai Liem Seeng Tee (pendiri Sampoerna) untuk berdagang bahan makanan dan tembakau. Ada replika jajan tradisional juga lho?
FYI, di ruangan lainnya ada juga koleksi desain bungkus rokok Dji Sam Soe (2 3 4) produksi Sampoerna dari masa ke masa. Sebenarnya ada teman yang sempat ngeksis di situ, tapi kayaknya yang kelihatan bukan bungkus rokok dengan berbagai desain tapi temannya Lintang ya?:D



Bagi yang pengen kesana, sebaiknya siap-siap kamera, dandan yang cantik, dan disarankan untuk bareng-bareng sama temen-temennya. Tapi, pastikan semua yang diajak berumur lebih dari 18 tahun. Dan buat yang hidungnya cukup sensitif sama tembakau kaya Lintang, pasti akan nyium bau-bau tembakau gitu. That's OK, the view was good and reasonable enough to neglect the smell.
Once again guys, meskipun tempatnya recommended, dan bikin pengen kesana lagi,tapi berkunjung ke museum rokok dengan merokok adalah dua hal yang berbeda dan tidak akan pernah bisa disamakan. Thanks for not smoking in front of me.:)

0 comments:

Post a Comment