Posting di bawah ini aku buat pada malam takbir sebelum Idhul Adha, tanggal 25 Oktober 2012. Tapi, sebelum sempat aku selesaikan, tiba-tiba ada klien datang dan ngajak rapat. Bayangin, jam 19.00 WIB ngajak rapat. Mudah-mudahan mereka besoknya lebaran. So, let's read my late posting bellow:
Ini tulisanku
setelah lama banget nggak online, bikin blog jadi sarang nyamuk dalam kondisi
mati suri tapi entah kenapa viewernya nambah terus. Ngomong-ngomong, besok
adalah Hari Raya Idul Adha. Ngomong-ngomong tentang Idul Adha, aku nemu sebuah
artikel:
“Bulan ini merupakan bulan
bersejarah bagi umat Islam. Pasalnya, di bulan ini kaum muslimin dari berbagai
belahan dunia melaksanakan rukun Islam yang kelima. Ibadah haji adalah ritual
ibadah yang mengajarkan persamaan di antara sesama. Dengannya, Islam tampak
sebagai agama yang tidak mengenal status sosial. Kaya, miskin, pejabat, rakyat,
kulit hitam ataupun kulit putih semua memakai pakaian yang sama. Bersama-sama
melakukan aktivitas yang sama pula yakni manasik haji.
Selain ibadah haji, pada bulan ini umat Islam merayakan hari raya Idul Adha.
Lantunan takbir diiringi tabuhan bedug menggema menambah semaraknya hari raya.
Suara takbir bersahut-sahutan mengajak kita untuk sejenak melakukan refleksi
bahwa tidak ada yang agung, tidak ada yang layak untuk disembah kecuali Allah,
Tuhan semesta alam.
Pada hari itu, kaum muslimin selain dianjurkan melakukan shalat sunnah dua
rekaat, juga dianjurkan untuk menyembelih binatang kurban bagi yang mampu.
Anjuran berkurban ini bermula dari kisah penyembelihan Nabi Ibrahim kepada
putra terkasihnya yakni Nabi Ismail. “
Jadi, besok Idul
Adha. Kalau menurut info yang kudapat, kalau di daerah Madura Idul Adha lebih
ramai daripada Idul Fitri. Bener ato gak, entahlah. Aku nggak pernah kesana.
Intinya, pasti banyak orang yang mempersiapkan diri dari malam sebelumnya untuk
Idul Adha besok. BTW....Apa jadwal Lebaran kamu? Dan apa pula jadwal ‘Iedul Adha
kamu? Dari berbagai jawaban yang mungkin kamu sampaikan, aku tidak yakin kalau
menghabiskan malam takbir di kantor adalah salah satunya. Well Guys, mungkin
aku belum pernah bercerita tentang pekerjaanku. Soalnya, aku belum berminat
untuk cerita gitu. Intinya, aku hampir tidak pernah bekerja dengan waktu kurang
dari 12 jam sehari. Sebenarnya jam kerja normal sich, 8 jam juga. Tapi masalahnya
aku nggak pernah nggak overtime. Orang bilang tuntutan profesi, profesionalisme
kerja, apapun bahasanya I don’t care. Intinya, besok Hari Raya Idul Adha. Hari
Raya = Lebaran. Lebaran identik dengan malam takbir dan berkumpul bareng
keluarga.
Hmmm... apa kamu
pernah merasakan malam takbir tidak bersama keluargamu? Sebenarnya, Idul Fitri
kemarin aku juga nggak di kampung sich. Tapi dari beberapa hari sebelumnya
sampai malam takbir dan Shalat Ied aku udah di rumah om/tante yang berarti juga
keluargaku. So, biarpun lebaran kemarin aku nggak di kampung, at least aku
masih lebaran dan shalat bareng keluarga.
Besok? Nggak
yakin dech. Kalau malam ini aja aku takbiran di office, berteman Memorandum of
Agreement and The Addenda, berarti besok
juga nggak shalat bareng keluarga.
Seumur-umur, baru
sekarang aku merayakan Iedul Adha tanpa keluarga. Rasanya, seperti apa ya?
Manis, asem, asin, atau nano-nano? Bingung aku nerjemahinnya. Ada suatu
kerinduan yang besar, saat acara lebaran bareng keluarga dulu kau anggap biasa
saja, tiba-tiba sekarang menjadi suatu hal yang benar-benar kau inginkan.
Gimana kabar orang tua, gimana kabar adikku, ibuku masak apa, dan lain-lain.
Bahkan sekarang,
ketika tulisan ini kubuat, aku masih berkutat dengan pekerjaanku di depan PC.
Kalau jam segini orang ngelembur sambil buka FB, aku sambil nulis di blog-ku
aja.
Back to my post,
sebelum Hari Raya, kalian pasti udah tahu kalau kita orang muslim, dianjurkan
berpuasa. Ada sebuah Hadist, “Puasa Arofah dapat
menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10
Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim)
Mungkin aku tidak
bisa bertemu keluarga yang di kampung, shalat nggak bareng keluarga di Jakarta.
Somehow, setidaknya masih ada hal baik yang bisa dikerjakan. Bukankah Allah
berfirman “Barangsiapa yang dengan
kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu lah yang lebih baik baginya.”
(Qs. al-Baqarah: 184).