Pages

Tuesday, September 25, 2012

WISUDA: Sesudahnya

Good Bye Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya


Horeeee!!!!!!!!!!!!! Akhirnya WISUDA!!!!
Author with Mom & Dad

Bebas Asistensi, bebas tugas gambar, gak ada kuis, gak ada ujian..... Berasa merdeka banget....
Well guys, tadi siang aku wisuda lho???? Kuliah 111 SKS yang dijadwalkan untuk ditempuh dalam enam semester itu, bisa aku selesaikan tepat waktu. Alhamdulillah ya, meskipun diwarnai tugas-tugas gak karuan, kadang sakit, tapi.... Lulus juga.
Author with some girls & Danny Kudo

Hmmm.... kalau kemarin aku sempat berfikir, kenapa sich orang wisuda seneng banget? Setelah menimbang-nimang, mengamati dan menganalisa hasil pengamata, aku menyimpulkan bahwa salah satu alasan orang terlihat bahagia pada waktu wisuda adalah:
  1.  Karena bisa jadi, bagi beberapa orang, mereka hanya mengalami wisuda sekali seumur hidupnya. Contoh, ada orang yang dari lulus SMA, kuliah S1, lulus, kerja sampai pensiun nggak pernah sekolah lagi. So, wisuda adalah momen sekali seumur hidup yang harus diniknati
  2. Karena bisa jadi, perjuangan untuk lulus bukan perkara mudah. Contoh, jujur aja ya? Beberapa dosennya Lintang, ada yang menempuh kuliah S1-nya lebih dari 10 semester. Kebayang khan gimana perasaannya pada waktu lulus?
  3. Karena bisa ngumpul sama temen-temennya. Bisa dimaklumi khan?
  4. Selebihnya, ikut seneng karena yang lain seneng.
Saat wisuda adalah kesempatan yang memadukan rasa sedih dan gembira. Keberhasilan dan perpisahan. Di satu sisi, kau merasa gembira karena wisuda adalah buah dari usahamu selama ini. Di sisi lain, kau pasti merasa sedih karena kehilangan teman-teman seperjuanganmu. Karena,,, Jujur, buatku teman seperjuanganku khususnya DC-A’09 telah menorehkan banyak kenangan dalam perjalananku. Bukan hanya sekedar teman sekelas ataupun satu prodi. Tapi lebih dari itu, dalam pandanganku teman-temanku itu selalu ada untuk aku. Mereka selayaknya teman, yang selalu menerima kekurangan dan kelebihan satu sama lain. Selalu menerima kehadiran yang lain tanpa syarat. Seperti apapun aku, meski mungkin aku kadang menyebalkan, tapi mereka tidak pernah benar-benar embenciku. Aku menganggap mereka seperti keluargaku. Ya... seseorang di perantauan. APa yang dimiliki selain teman yang baik? Beruntungnya aku bertemu mereka. 

Dan kini upacara wisuda telah membuatku terpisah dengan teman-temanku, bukan hanya di DC-A, tapi juga teman-temanku dari jurusan lain, teman-teman kost-ku, pembimbingku, dosen-dosenku, bahkan memisahkanku dari kota Surabaya yang penuh kenangan. 

Perasaan tidak rela? Hmm... pasti ada. Bagaimana tidak, dengan berakhirnya wisuda, berarti aku harus siap-siap hengkang dari Surabaya dan menuju Belantara Kota tempatku bekerja. Dan dengan berakhirnya wisuda, aku dengan sangat terpaksa dan berat hati harus mengakhiri sesuatu yang tidak ingin kuakhiri. Ahh.... kenangan yang terlalu indah untuk dilupakan begitu saja. Apa aku harus menceritakan kenangan itu? Jemariku terlalu kelu untuk menuliskannya. 

Narsis bisa dimana aja

 Hanya karena banyak tawa di sekitarku aku bisa ikut tertawa, hanya karena mengingat perjalananku selama kuliah dulu aku bisa tertawa, dan kenangan-kenangan indah dengan teman-temanku. Tapi tak bisa kupungkiri kesedihan itu, sebuah perpisahan yang tiba-tiba terasa cepat. Memang tangan manusia tak kan mampu menaklukkan kuasa waktu, yang dengan namanya Tuhanku bersumpah. Dan kelanjutan hidup adalah mutlak. Maka kejadian silih berganti mungkin hanya segelinir dari kisah hidup yang sebenarnya. 

Wisuda, banyak hikmah yang bisa dijadikan pelajaran di sana. Bahwa semakin panjang umur manusia, maka ia tidak akan bisa lepas dari kewajiban bertahan hidup. Bahwa selalu ada perpisahan dalam perjumpaan. Dan bahwa dalam petemuan singkat itu, selayaknya ada banyak hal yang bisa diingat.

8 comments:

  1. hem...hem tulisan yang digoreskan dengan perasaan...bahkan bisa menginduksi yang membaca..induksi bisa beragam...induksi mengingatkan memori kejadian lama yg pernah di alami, sama wisuda, yaaa 18 berlalu(S1) pernah wisuda ternyata..atau 8 th lalu (S2) jg wisuda lagi..smg menyusul wisuda yg ke 3 (S juice....he heh)sayang dulu blm ada blog untuk menuliskan....induksi kedua menginduksi perasaan..bisa jd terlarut dalam ramuan goresan perasaan penulisnya....gembira, suka cita dan kesedihan..dg perpisahan..ya krn memang itu niscaya adanya..

    ReplyDelete
  2. Bapak pasti tahu bagaimana yang saya rasakan. Meninggalkan tempat dimana saya mendewasa, meninggalkan bapak pembimbing saya, juga meninggalkan kenangan-kenangan yg telah saya buat dengan teman-teman saya. Bahkan yang saya tulis di sini seperti belum cukup menggambarkan bagaimana perasaan saya. Untuk semua yang telah terjadi, saya cuma bisa mengucapkan "Alhamdulillah...."

    ReplyDelete
  3. tulisan yg bagus..!!! tulisan yg seakan hidup!, bisa membawa pembaca pada perasan yg sesuai kondisi penulisnya....novel karya karya tereliye misalnya... ada disini orangnya http://www.darwisdarwis.multiply.com/ .itu bisa membuat para pembaca bisa melebur memasuki alam ceritanya...jempol

    ReplyDelete
  4. waduh... dapat pujian dr Pak Mun. Jadi malu, saya khan masih belajar. ^_^

    ReplyDelete
  5. Selamat selamat.. Selamat wisuda
    ohya, ada yang beda.. kelihatan tambah tembem.. :)
    semoga berhasil n selalu smangat..

    ReplyDelete
  6. Makasih...
    Kakak gimana sich??? itu tuh efek make up sama pemasangan jilbabnya. Hadeh....
    (-_-')

    ReplyDelete
  7. Haduch dek, jakarta kok pean tulis jadi belantara to?
    kn ya lebih belantara ditempatku sekarang

    ReplyDelete
  8. Hahahaha!!!!!
    Sini hutan beton. sana hutan pohon.

    ReplyDelete