Pages

Friday, September 21, 2012

Memori Tugas Akhir (Part III)


            Well Guys, setelah sebelumnya aku nyeritain proposal TA-ku dan proses mendapatkan dosen pembimbing, sekarang aku mau cerita tentang pengerjaan Tugas Akhirku. Sekedar informasi, pembimbingku udah bertahun-tahun berkecimpung dengan hal-hal yang berkaitan dengan material, pengelasan, dan teman-temannya. Mungkin waktu masih muda jadi Satria Baja Hitam. Jadi, sesuai banget sama TA-ku. #Alhamdulillah ya...

            Dari awal aku sudah berkeyakinan bahwa Tugas Akhir itu tidak menunjukkan kehebatan. Tapi Tugas Akhir, untuk menunjukkan kompetensi. Dan, tugas Akhir tidak akan mungkin flawless, karena tulisan yang flawless hanya Holly Book Quran. So, mengharapkan tugas akhir yang sempurna hanya akan membebani diri sendiri karena Tuhan tidak akan memudahkan siapapun yang menjadi penantang bagi kesempurnaan Maha Karya-Nya. Jadi intinya, TA-ku banyak kekurangan. :-)

            Sebagaimana yang kuceritakan sebelumnya, Tugas Akhirku melibatkan pengujian. Pengujian material melibatkan persiapan. Persiapan membutuhkan tenaga ekstra. Apakah kamu pernah berfikir untuk membawa 9kg sampel material dari galangan ke daerah ITS pakai motor? OK, info tambahan lagi. Aku bukan atlet angkat beban dan sendirian (temen-temenku pada OJT). But…. I could do this! Can you imagine how did I do? Thankz to Allah for the blesssing.:D

The sample of materials looked like above


Kemudian, aku harus menjadikannya seperti ini:


Tapi, yang akan digunakan dalam pengujian material adalah yang udah jadi kaya gini:


            Gambar paling bawah itu setelah material dipotong kaki-kakinya, terus di-grinding & polishing sampai bisa dipakai buat ngaca dengan jelas. Tentu saja proses bikin besi jadi cermin gak gampang buat ukuran Lintang. Secara pendidikanku lebih ke designer. Bukan inspector. Secara juga, tanganku…. Well, ada perbedaan antara memegang kursor dengan mesin bubut, memarut kelapa dengan meratakan surface-nya besi. Ya emang pernah sich ngelakuin ky beginian. Tapi khan gak sering. Hehehehe…. Kalau gak karena kemurahan My Almighty GOD – Allah swt, mana mungkin temanku mau bantuin. Thankz A’ang... Kamu baik dech. :)

           Dan kalau kamu bertanya apa yang berkesan sampai di proses polishing ini, jawabannya adalah:
1.      Untuk pertama kalinya aku shopping di toko bangunan. Dan bukan mall.
2.      Kalau dulu, waktu dapat tugas besar di kuliah Ilmu Bahan yang kaya begini juga yang ngerjain cutting+grinding+polishing teman-temanku, sekarang aku harus mengerjakan sendiri.
3.      Beberapa kejadian yang menyebabkan spesimenku terlempar. :D

            Dan kalau kau berfikir prosesnya selesai setelah spesimenku jadi kinclong, tebakanmu kurang benar ;D. ada beberapa hal lagi yang harus kulakukan. Di antaranya adalah membuat permukaannya sedikit terkorosi sehingga unsur-unsur nggak penting jadi larut dan mengilang dari permukaan. Disebut juga proses etsa (eching). Karena bagian ini sangat krusial, kegagalan pada proses ini bisa menyebabkan kegagalan pengujian dan membawa kemungkinan terburuk yaitu polishing ulang yang berarti ngulang capek. Maka, untuk mengurangi kemungkinan trial error, aku memutuskan untuk….. nggak ngetsa sendiri. So, aku mempercayakan proses etsa materialku pada….. Pembimbingku sendiri. He he he he he …. Semoga aku gak kuwalat.

Pembimbingku lagi ngetsa test piece-ku


Ini pembimbingku yang lagi ngetsa materialku. Kalo mau lihat pembimbingku bisa dilihat di blog sebelah.
            Kenudian, setelah proses etsa selesai, material siap jadi model pemotretan. Materialku narsis juga ya. Begitulah uji metalografi buat TA-ku. Masih sangat simpel. Setelah selesai dipotret, terus diuji hardness. Prosesnya, intinya simpel juga sich... aku pakai metode Vickers karena hardness testing machine-nya lagi nggak bisa dipakai untuk metode Rockwell. Maksudku, aku menggunakan metode super manual. Jadi, margin errornya cukup besar. Apalagi mataku kurang terbiasa mengukur diameter indentasi. But, never mind lah... toh selesai juga. Meskipun salah satu revisi TA-ku adalah mengukur ulang diameter indentasi.
            Dan.... begitulah, nggak tahu gimana ceritanya – jujur aku nggak nyangka, sekarang udah jadi dan aku mau lulus kuliah. Banyak temanku mengatakan TA-nya Cuma gitu doank, sidang yang ditanyain juga Cuma gitu doank, tapi aku merasa BENAR-BENAR nggak seperti itu. To be honest, mungkin ini tugas kuliah yang paling menguras tenaga dan fikiranku. Dan sejujurnya, meski mungkin teman-temanku tidak berfikir sama, tapi Tugas Akhirku punya kesan yang SANGAT mendalam dalam perjalanan kuliahku. Aku dituntut untuk mandiri, kuat secara fisik dan mental, juga pemahaman secara teoritis dan praktis. Kau tahu kan, TA yang baik itu orisinil dan tidak memakai baceman. OK, mungkin aku tidak mencapai pemahaman teoritis dan praktis sebagaimana yang distandarkan itu. But, I’ve tried you know.....
            Well, I don’t know how to say thanks to my advisor lecturer because... yeah, I’m not too smart, need a lot of help, and so on. Dan yang pasti menjadi pembimbingku benar-benar seperti ujian kesabaran, karena diperlukan kesabaran ekstra untuk menerima konsultasi di atas pukul 18.00 WIB apalagi dengan frekuensi konsultasi di atas standar kewajaran mahasiswa PPNS dan revisi laporan TA yang tak kunjung selesai. Semoga kebaikan beliau dicatat sebagai amal yang mulia di sisi Allah #Amien....:-D
            OK, udah dulu dech The Story of My Field Project. Dan aku sangat berterimakasih pada teman-temanku yang selalu mendukung aku, adikku, orang tuaku, dan yang pasti Pembimbingku karena kalau pembimbingku nggak sabar, aku nggak yakin Tugas Akhirku akan jadi TA. But, there’s something we always try to remember, that there’s nothing stronger than The World Creator, Allah swt.

3 comments:

  1. saya harus buat acungan jempol....buat b'Lintang Maharani,...yang bisa menggoreskan kesan peristiwa berwujud tulisan, tak mudah memang, perlu ketrampilan dan tdk sekedar ingatan....siluet perjalanan kehidupan atau sejarah diri patut dikenang bukan sekedar untuk orang lain tapi lebih dari itu untuk melakukan kontemplasi/perenungan terhadap kejadian...TA orang bilang Tugas Akhir, Tugas Angel, kata saya, menyita sebagian sejarah kehidupan yang tak patut kalau kita lupakan,...adakah di dalamnya melibatkan kehadiran Tuhan, atau menggantungkan pada kekuatan akal ciptaan Tuhan??...kisah TA pun bisa jadi renungan, saat keterbatasan, fisik, akal, kesendirian, ataupun finansial. Disana ada keterlibatan kawan, keterlibatan pembimbing, keterlibatan orang-orang yang secara tak langsung dilibatkan.Bahkan jangan diremehkan, doa-doa ayah ibu kita yang jauh dari rantauan, tanpa kita sadari kemurahan kasih sayang allah yang Maha rahman, justru datang sebab, tangisan malam, menahan lapar dan doa-doa ketulusan agar anaknya dimudahkan. Tetapi lebih dari itu semua itu dalam rahasia gemgangan Allah..yang telah memudahkan dan akhirnya bisa dengan izinnya terselesaikan....alhamdulillahirobbil 'alamin...

    ReplyDelete
  2. wahhh.....gambarku kok iso nongol.di Travelogue??.ada paparazi nih.....pemilik lab uji bahan kok nggak nongol??..he hehee...

    ReplyDelete
  3. Hehehe... Makasih Pak Munir, kalau nggak karena pertolongan Allah lewat Bapak, saya nggak tahu gimana bentuk TA saya.
    Saya khan juga punya bakat Paparazzi.... Maunya masang foto bosnya lab Uji Bahan. Tapi sekalian foto Pak Bambang, tapi belum punya foto Pak Bambang, jadi nggak pakai foto bosnya Lab Uji Bahan dech....

    ReplyDelete