Pages

Wednesday, September 19, 2012

WISUDA: IT'S TIME TO SAY GOOD BYE...

Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya


Sebentar lagi aku wisuda. Kenapa ya, setiap wisuda yang kelihatan wajah-wajah yang sumringah? Aku seniri, tidak tahu kenapa, juga mau cepet-cepet wisuda. Padahal, kalau dipikirkan lebih lanjut, setelah wisuda khan tanggung jawab lebih besar. Karena, umur udah tambah, kedewasaan juga harusnya nambah, dan.... jenjang kehidupan yang harus kita lalui setelah wisuda juga berbeda. Simple thing as example, kalau jaman masih kuliah, uang abis, mau minta orang tua nggak seberapa malu. Tapi, kalau udah lulus, dan melepas status sebagai mahasiswa, mau minta-minta ke orang tua lagi khan juga malu.
Jadi, kenapa pada saat wisuda yang kelihatan hanya kegembiraan? Apakah karena wisuda juga merupakan suatu pengukuhan bahwa seseorang yang diwisuda itu, sudah siap untuk mengarungi belantara kehidupan dengan sepenuhnya kemandirian dan tanggung jawab yang dimiliki? Seseorang yang telah diwisuda, berarti melepaskan statusnya sebagai mahasiswa. Dan berstatus sebagai.......... whatever you dream.
Atau, apakah karena seiring dengan berakhirnya wisuda, maka berakhir juga perjuangan sebagai mahasiswa? Nggak ada lagi asistensi, nggak ada kuis, nggak ada ujian, nggak ada tugas, bisa say good bye sama dosen yang killer dan kita anggap nyebelin? Sehingga wisuda bisa jadi sebuah perayaan kecil untuk sedikit kebebasan itu?
Lalu, bagaimana dengan persamaan ini:
Lulusan baru = pengangguran baru
Hmmm.... Mungkin aku bisa jadi bagian dari itu.
Ada lagi pertanyaan aneh. Kenapa wisuda selalu identik dengan foto-foto. Apakah karena baju toga selalu tampak aneh? Atau baju toga membuat seseorang kelihatan fotogenic? Aku sendiri sudah membayangkan, mau foto-foto dimana, dengan siapa saja, yang pasti dengan cewek-cewek.  Tapi aku nggak habis pikir, kenapa wisuda selalu jadi saat-saa yang dinantikan?
Ngomong-ngomong, di antara sekian banyak orang yang wisuda, adakah yang nggak pengen wisuda? Aadakah yang pengen balik ke masa awal kuliah lagi? Entahlah. AKu juga nggak tahu.
Somehow, aku udah nggak sabar pengen balik ke Surabaya.
 

8 comments:

  1. tiap time frame waktu punya masalahnya endiri...
    masalah kdg orang pengin lari darinya..tapi kdng org hrs mencarinya..masalh TA misalnya...ndak punya masalah ndak lulus jadinya...setelah lulus beda lg masalhnya..cari kerja...setelah kerja beda lg masalahnya..bahkan sampal ajal tibapun bukan berarti hbs masalh masalh baru saja dimulai untk time frame kehidupan yg berbeda...dan justru masalh terakhir kalo tdk sesuai dg acceptance criteria sang pencipta..direject jadinya...dan tak ada RC pula...

    ReplyDelete
  2. Ehem.. semoga bisa jadi the best IPK ya..

    ReplyDelete
  3. Pak Munir, hmm... memang semua harus difikirkan untuk jangka panjang ya Pak?utk masa depan yang lebih di depan.

    ReplyDelete
  4. Kak Ipung, makasih ya doanya... kalau bisa y alhamdulillah, tapi bukan itu target saya. IPK tinggi cuma efek samping dari usaha aja. Bukan sesuatu yang menjadi tujuan saya.:)

    ReplyDelete
  5. wah hebat itu..
    bener bgt kalo nilai bagus itu cuma efek samping..
    efek samping yang bagus untuk bisa buat ortu tersenyum.. :) smangat

    ReplyDelete
  6. Kalau aku, saat berada dipuncak kejenuhan dalam pekerjaan, kadang aku membayangkan sewktu masih kuliah. Tapi realnya aku kan sudah 1 tahun wisuda. Kadang aku juga iri sama temen2 yang masih kuliah, mereka bisa bergurau sama temennya, pulang tiap minggu ato bulan ke kampung halaman.

    ReplyDelete